Pages

Senin, 09 Januari 2012

pengalaman hahahihi..


Menjelajah Tanah Boko

Pada tanggal 21-23 Juni 2011, kami siswa kelas tujuh SMP N 1 Sleman melakukan kegiatan perkemahan di Bumi Perkemahan Ratu Boko. Kegiatan ini rutin dilakukan sekolah kami, setiap kenaikan kelas bagi siswa kelas tujuh. Sebelumnya, selama satu tahun ajaran, kami mengikuti kegiatan pramuka. Kegiatan pramuka dilaksanakan sabagai bagian awal untuk melaksanakan kegiatan perkemahan.

Perkemahan kali ini diisi dengan berbagai kegiatan dan acara yang menarik. Misalnya, kegiatan pertama yang dilakukan setelah pendirian tenda adalah halang rintang. Di sini, kami diuji kekompakan tiap regu, kelincahan, serta kecermatan. Kami juga harus rela badan dan pakaian kami menjadi kotor. Selesai kegiatan ini, kami harus mengantri dulu untuk membersihkan badan.

Pada malam harinya, setelah melaksanakan sholat isya, kami berkumpul di halaman Candi Boko, untuk selanjutnya menuju ke pelataran Candi Prambanan menyaksikan pentas Sendra Tari Ramayana. Kami berangkat dari area Candi Boko menggunakan bus yang telah disediakan oleh pihak terkait. Sesampainya di area Candi Prambanan, kami langsung menuju ke tempat pementasan Sendra Tari Ramayana.

Sendra Tari Ramayana dipentaskan dengan pantomim. Semua pemainnya mengenakan pakaian adat Jawa, karena cerita Ramayana berasal dari Jawa. Sendra Tari Ramayana mengisahkan seorang putri raja yang bernama Shinta, mengadakan sayembara untuk menemukan pendamping hidupnya. Dalam sayembara ini, Rama, seorang pangeran berhasil memenangkannya dan mendapatkan Dewi Shinta untuk diperistri. Namun, seorang Buta bernama Rahwana tidak terima dengan kemenangan Rama. Maka, Rahwana berusaha menculik Dewi Shinta. Dewi Shinta berhasil diculik oleh Rahwana, Rama pun berusaha untuk mendapatkannya kembali. Setelah terjadi peperangan antara Rama dan Rahwana, akhirnya Rama berhasil memiliki Dewi Shinta kembali. Dan mereka hidup bahagia.



Sepulang dari area Candi Prambanan, kami melakukan jurit malam di Bukit Boko. Tiap anggota regu ditali tubuhnya dengan anggota regu yang lain supaya tetap berada dalam satu regu. Kami berjalan dari pos ke pos sambil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kakak pembina. Medan yang kami tempuh tidaklah mudah. Kami harus melalui jalan setapak yang naik turun dan licin. Tidak jarang salah satu dari regu kami terpeleset dan tubuh kami tertarik mundur atau maju. Kami terus berjalan dan akhirnya kami sampai di area perkemahan kembali. Meski tugas yang diberikan kakak pembina belum selesai, kami tetap harus mengumpulkan saat itu juga.


Kegiatan pokok dihari kedua adalah wide game dan out door. Pada kegiatan wide game, kami harus berjalan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh kakak pembina, menjelajah Bukit Boko. Pada kegiatan ini, kami tidak hanya melakukan perjalanan saja, namun juga mengerjakan soal dari kakak pembina di tiap pos. Banyak dari kami yang tidak kuat melakukan perjalanan sampai di pos terakhir, hingga ada pula yang harus ditenteng. Namun, tidak sedikit peserta yang mampu menyelesaikan perjalanan ini hingga di pos terakhir dan sampai di area perkemahan kembali. Kegiatan wide game ini dibarengi dengan lomba puisi dan pidato bahasa inggris. Peserta lomba puisi dan pidato bahasa inggris adalah teman-teman kami yang berjaga di tenda.

Kegiatan outdoor dilaksanakan di lahan sebelah area perkemahan. Di sini kami benar-benar di uji kekompakan dan kelincahan kami. Kami juga harus pandai mencari pos yang kosong atau antrian tidak begitu panjang. Lomba masak bagi tiap RT diadakan bersamaan dengan kegiatan ini. Berbagai masakan dimasak oleh tiap tiap RT. Para ibu guru menjadi juri lomba masak tiap RT ini.

Perkemahan ini berakhir dihari ketiga. Setelah membereskan barang bawaan dan pakaian, kami mulai membongkar tenda, dilanjut upacara penutupan. Pada upacara penutupan, diumumkan pula beberapa kejuaraan dari tiap kegiatan.

Bagi kami, perkemahan ini membawa kesan yang mendalam. Tak hanya pengalaman, kami juga berlatih disiplin, belajar memanfaatkan waktu karena waktu sangat berharga, belajar menjaga hati sesama peserta, menghormati yang lebih tua, belajar mandiri dan mengerti arti kerasnya hidup, dan nilai kehidupan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More